Tahun ke-23. The Rain adalah salah satu dari sedikit band di Indonesia yang bertahan selama lebih dari 22 tahun tanpa pergantian personel.
Sejak didirikan pada tahun 2001, kuartet asal Yogyakarta ini masih beranggotakan Indra Prasta (vokal, gitar), Iwan Tanda (gitar, vokal), Ipul Bahri (bass, vokal) dan Aang Anggoro (drum, vokal). Rekam jejak band ini telah ada sejak era kaset pita, compact disc, ring back tone, hingga revolusi musik streaming, hingga saat ini.
Setelah merilis tujuh album studio, kini The Rain tengah mengerjakan album ke-8. “Dicicil penggarapannya,” ujar Iwan Tanda. “Kalau dulu kami bisa satu hingga dua bulan berkutat distudio untuk mengerjakan sebuah album hingga rampung, sekarang caranya berbeda. Kami fokus mengerjakan lagu per lagu. Tanpa ada tenggat waktu.”
Perihal Kepekaan. Ini adalah sebuah lagu balada yang kental dengan petikan gitar akustik di sepanjang lagu. Melewati masa remaja dengan banyak mendengarkan karya Iwan fals dan Ebiet G. Ade, cukup mempengaruhi cara Indra Prasta dalam menulis lagu ini. “Dulu waktu SD saya sering mendengarkan kaset album Camellia I-IV dari Ebiet G. Ade milik ayah saya, sambil membaca barisan lirik di kertas kasetnya,” kenang Indra. “Lalu ketika berjalan kaki saat berangkat dan pulang sekolah, saya sering menggumamkan lagu-lagu Iwan Fals yang mulai saya kenal saat itu.” Lirik yang lugas, petikan gitar akustik yang tegas, serta warna suara Ondra Prasta yang khas, membalut lagu ini dengan apik.
Sesuai judulnya, lagu ini bercerita tentang kepekaan dalam hubungan, tentang seseorang yang dinilai kurang peka oleh pasangannya.
“Semoga menjadi kado indah untuk teman-teman yang menunggu karya terbaru The Rain,” tutup Aang Anggoro